Dinas Pendidikan Kota Surabaya menginisiasi penggunaan rapor online dalam penilaian Kurikulum 2013. Inisiatif ini bentuk komitmen kota Surabaya dalam melaksanakan Kurikulum 2013.
Inovasi rapor online ini pertama kalinya dilakukan di Indonesia yang diterapkan mulai dari jenjang SD hingga SMA/SMK. Inisiasi inovasi ini awalnya dilakukan dengan memetakan persoalan-persoalan apa saja yang terjadi di lapangan. Hasilnya secara garis besar ada pada proses pembelajaran, cara memberikan penilaian, dan bagaimana cara melaporkan penilaian tersebut mengingat dalam Kurikulum 2013 dituntut authentic assessment yaitu memotret senyata-nyatanya penilaian peserta didik.
"Tidak mungkin dilakukan secara manual atau parsial. Harus seperti film, melihatnya terus menerus. Sehingga tidak cukup hanya penilaian di tengah atau akhir semester saja. Itu tidak cukup otentik," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan, ketika ditemui di Surabaya (23/06/2014).
Ikhsan mengatakan, jika penilaian manual dilakukan terus-menerus, konsekuensinya guru disibukkan oleh urusan administratif. Untuk itu, perlu dikembangkan sistem yang memudahkan dan membantu guru dalam konteks impelentasi Kurikulum 2013 terutama dalam aspek penilaian peserta didik.
Maka diterapkanlah sistem Rapor Online dengan format penilaian kuantitatif, kualitatif, mulai dari pengetahuan, keterampilan, hingga afeksinya secara berkelanjutan. "Jadi guru setelah selesai mengajar langsung input penilaiannya. Ada batas waktu input juga sehingga tidak ada penyalahgunaan nilai murid. Ini untuk membangun akuntabilitas dan transparansi penilaian anak," jelas Ikhsan.
Pelaksanaan Rapor Online di kota Surabaya sudah menginjak semester kedua. Pada semester satu tantangannya adalah penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi tinggi (TIK). Guru wajib menguasai TIK untuk mempermudah memasukkan evaluasi peserta didik ke dalam format Rapor Online.
Ia menambhakan, spirit menggunakan rapor online ini adalah ingin meningkatkan layanan kepada orang tua untuk mengakses informasi yang berkelanjutan mengenai perkembangan anak dari waktu ke waktu. Rapor Online ini juga, kata dia, terus digunakan sebagai rekaman evaluasi peserta didik sesuai NISN untuk tiap jenjang pendidikan.
Sementara itu Kepala SMA 16 Surabaya, Sudarminto, mengungkapkan pada awal implementasi Rapor Online tidaklah mudah untuk merubah paradigma berfikir guru-guru di sekolahnya. Tetapi ternyata di semester dua, para guru merasa nyaman, mudah, dan tidak lagi direpotkan oleh penghitungan nilai akhir semester karena sudah terbantu oleh sistem. "Dengan adanya sistem Rapor Online, semua guru di sekolah ini sudah melek teknologi dan mereka merasa nyaman karena data nilai sudah tersimpan aman di Dinas," ujar Sudarminto
Inovasi rapor online ini pertama kalinya dilakukan di Indonesia yang diterapkan mulai dari jenjang SD hingga SMA/SMK. Inisiasi inovasi ini awalnya dilakukan dengan memetakan persoalan-persoalan apa saja yang terjadi di lapangan. Hasilnya secara garis besar ada pada proses pembelajaran, cara memberikan penilaian, dan bagaimana cara melaporkan penilaian tersebut mengingat dalam Kurikulum 2013 dituntut authentic assessment yaitu memotret senyata-nyatanya penilaian peserta didik.
"Tidak mungkin dilakukan secara manual atau parsial. Harus seperti film, melihatnya terus menerus. Sehingga tidak cukup hanya penilaian di tengah atau akhir semester saja. Itu tidak cukup otentik," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan, ketika ditemui di Surabaya (23/06/2014).
Ikhsan mengatakan, jika penilaian manual dilakukan terus-menerus, konsekuensinya guru disibukkan oleh urusan administratif. Untuk itu, perlu dikembangkan sistem yang memudahkan dan membantu guru dalam konteks impelentasi Kurikulum 2013 terutama dalam aspek penilaian peserta didik.
Maka diterapkanlah sistem Rapor Online dengan format penilaian kuantitatif, kualitatif, mulai dari pengetahuan, keterampilan, hingga afeksinya secara berkelanjutan. "Jadi guru setelah selesai mengajar langsung input penilaiannya. Ada batas waktu input juga sehingga tidak ada penyalahgunaan nilai murid. Ini untuk membangun akuntabilitas dan transparansi penilaian anak," jelas Ikhsan.
Pelaksanaan Rapor Online di kota Surabaya sudah menginjak semester kedua. Pada semester satu tantangannya adalah penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi tinggi (TIK). Guru wajib menguasai TIK untuk mempermudah memasukkan evaluasi peserta didik ke dalam format Rapor Online.
Ia menambhakan, spirit menggunakan rapor online ini adalah ingin meningkatkan layanan kepada orang tua untuk mengakses informasi yang berkelanjutan mengenai perkembangan anak dari waktu ke waktu. Rapor Online ini juga, kata dia, terus digunakan sebagai rekaman evaluasi peserta didik sesuai NISN untuk tiap jenjang pendidikan.
Sementara itu Kepala SMA 16 Surabaya, Sudarminto, mengungkapkan pada awal implementasi Rapor Online tidaklah mudah untuk merubah paradigma berfikir guru-guru di sekolahnya. Tetapi ternyata di semester dua, para guru merasa nyaman, mudah, dan tidak lagi direpotkan oleh penghitungan nilai akhir semester karena sudah terbantu oleh sistem. "Dengan adanya sistem Rapor Online, semua guru di sekolah ini sudah melek teknologi dan mereka merasa nyaman karena data nilai sudah tersimpan aman di Dinas," ujar Sudarminto
No comments:
Post a Comment