Implementasi Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2014/2015 akan dilakukan secara serentak di seluruh sekolah di Indonesia. Untuk mendukung sosialisasi penerapan Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar pertemuan Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) kementerian dan lembaga non-kementerian.
Pertemuan Bakohumas yang diselenggarakan Kemdikbud mengambil tema “Penerapan Kurikulum 2013 di Tahun Pelajaran 2014/2015”. Pertemuan ini dihadiri sekitar 70 orang perwakilan humas dari berbagai kementerian dan lembaga negara non-kementerian. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan (Wamendik), Musliar Kasim membuka pertemuan Bakohumas ini.
Dalam arahannya, Wamendik berharap para humas di lingkungan kementerian dan lembaga negara non-kementerian bisa saling membantu sosialisasi kebijakan di instansinya masing-masing kepada masyarakat luas. Kemdikbud pun berharap humas-humas yang tergabung dalam Bakohumas bisa ikut menyosialisasikan implementasi Kurikulum 2013.
Selain Wamendik, hadir juga Sekretaris Jenderal Kemdikbud, Ainun Na’im dan Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud, Ibnu Hamad. Ainun menjelaskan sekilas tentang beberapa program utama di Kemdikbud, salah satunya Pendidikan Menengah Universal (PMU). “Sekarang wajib belajar 9 tahun meningkat menjadi 12 tahun melalui program Pendidikan Menengah Universal, atau PMU,” ujarnya saat memberikan paparan di Hotel Atlet Century, Jakarta, (18/06/2014).
Terkait Kurikulum 2013, Ainun menjelaskan proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah. Setidaknya ada lima tahap, yaitu observing (mengamati), questioning (menanya), experimenting (mencoba), associating (menalar), dan creating networking.
Pada sesi diskusi, banyak peserta yang memberikan pertanyaan dan masukan untuk dunia pendidikan. Sebagian besar memposisikan diri sebagai stakeholder atau pemangku kepentingan di dunia pendidikan, terutama sebagai orang tua dari peserta didik. Misalnya Letkol Laut Yayan Sugiyana dari Dinas Penerangan Armada Wilayah Timur AL memberikan apresiasi atas konsep Kurikulum 2013 yang dinilai lebih kreatif dan menyenangkan dalam proses belajar mengajarnya. Ia menyarankan agar ujian nasional (UN) juga bisa dibuat lebih santai dan menyenangkan bagi siswa, supaya siswa tidak terlalu tegang menghadapi UN. Kemudian Heru dari Dewan Nasional Kesejahteraan Sosial memberikan masukan agar ada pendidikan seks atau kesehatan reproduksi dalam Kurikulum 2013.
Sesjen Kemdikbud Ainun Na’im menjawab, orang tua juga harus bisa berperan dalam membantu siswa menghadapi tekanan menjelang ujian nasional. “Pressure harus kita manage, tapi bukan berarti tidak ada,” ujarnya. Sementara terkait pendidikan seks atau kesehatan reproduksi, ia mengatakan perlu adanya pendekatan khusus sesuai dengan kultur dan agama di Indonesia
No comments:
Post a Comment