Pelatihan Pembelajaran Yang Menyenangkan

Alhamdulillah semua suka dan senang. Semoga saja ini menjadi amal kebaikan saya dan teman-teman, Amin.
Ketiga, guru berangapan bahwa PAKEM ataupun tidak, hasilnya sama saja kok? Benarkah? Tentu saja tidak! Di kelas, guru sedang mengajar dan mendidik manusia yang memiliki hati, emosi, akal, dan perasaan. Maka sebisa mungkin, semuanya dibuat nyaman dan menyenangkan!
Kedua, adanya pikiran di benak guru beruba kalimat "Buat apa repot-repot toh walau tidak PAKEM setiap bulan saya tetap mendapatkan gaji"
Pertama, Guru sejak awal sudah merasa tidak bisa. Mereka sudah under estimated dengan kemampuan dirinya dan berkata, "Ah saya nggak bisa PAKEM" Materi dilanjutkan dengan beberapa hambatan yang dihadapi guru dalam melaksanakan PAKEM.
Setelah ice breaking selesai, pelatihan dilanjutkan!
Lagi-lagi guru-guru, semua peserta, senang dan tertawa suka.
Mereka berdiri berbaris dan saling memijit temannya yang ada di depannya. Tak lupa kadang bergerak ke kiri dan ke kanan. Sesuai intstruksi ice breaker.
Setelah nyaris satu jam saya menyampaikan materi, dua sahabat saya sebagai Ice Breaker melakukan tugasnya. Semua peserta diminta berdiri, kemudian mereka bermain "Berlayar ke Pulau Harapan".
Menurut anda, manakah yang baik? Tentu saja PAKEM!
PAKEM adalah suasana belajar yang dianalogikan seperti menanam sebuah pohon atau tanaman. Menciptakan kondisi dan suasana yang mendukung sehingga tanaman yang ditanam akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Berbeda dengan pembelajaran konvensional (ceramah) yang dianalogikan seperti menuangkan air di dalam teko ke gelas. Peserta didik tidak boleh ribut dan dijejali sesuka hati gurunya.


PAKEM adalah singkatan dari pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.Maka sebisa mungkin saya menyampaikan materi juga harus membuat peserta aktif dan menyenangkan. Apa gunanya jika pelatihan PAKEM dikemas dengan suasana membosankan? Bisa jadi di kelas guru-guru juga begitu, katanya sih PAKEM, tapi siswa tidak betah dan mengantuk di kelas. Darimana PAKEM nya? Saya pun tidak tahu akan sampai kapan pengkerdilan kreatifitas ini akan terus berlangsung. Mungkin 20 tahun dari sekarang, siswa-siswi Indonesia, jika diminta menggambar pemandangan, gambarnya masih sama, dua gunung, awan, matahari, sawah, pohon, jalan, dan rumah. Entahlah!
Nyaris 100 persen peserta mengiyakan. Memperlihatkan gambar mereka bahwa sama persis seperti yang saya duga. Ketika saya menanyakannya ke guru senior yang hadir sebagai peserta, ia bilang, "Sudah dari sejak saya SD pak, tahun 65an, jika menggambar pemandangan ya seperti ini"
Setelah dua menit, saya mencoba meramal gambar mereka, saya tanyakan bahwa sebagian besar besar peserta pasti, ketika diminta menggambar pemandangan, gambarnya adalah dua gunung yang ada awannya, mataharinya, jalan, sawah, pohon, dan rumah.
Saya memulia pelatihan dengan melakukan tes kreatifitas, menggambar! Saya meminta setiap peserta menggambar sebuah pemandangan di sebuah kertas kosong yang sudah dibagikan dalam waktu dua menit saja.
Pelatihan dimulai dengan menyanyikan lagu yang sudah digubah menjadi lagu KKG, guru-guru bersemangat dan suka. Setelahnya disepakati yel-yel peserta selama pelatihan. Lagi-lagi mereka bersemangat dan suka sekali. Dan materi yang saya sampaikan kemarin adalah PAKEM! Ya, bagi guru, tentu ini adalah materi lawas, namun saya berusaha menyampaikannya dengan cara yang lain. Hasilnya? Memuaskan! Alhamdulillah...
Pelatihan dimulai sekitar 08.15 WIB, molor 15 menit dari jadwal yang ditentukan. Biasalah, Indonesia! Tapi ini sudah sangat baik menurutku, dibandingkan molor hingga berjam-jam seperti yang pernah saya alami dulu, ketika mengisi pelatihan di Sebawi.
"Tidak masalah, 40 orang juga sudah lumayan banyak" Pikirku.
Training guru dalam rangka kegiatan KKG Gugus Tiga Batu Layar, Sendoyan dilaksanakan keesokan harinya, Sabtu 19 Januari 2013. Sebenarnya KKG ini diikuti oleh 7 sekolah, namun karena hujan mengguyur sejak pukul 3 dini hari, maka hanya sekita 40 orang yang hadir dari yang seharusnya bisa mencapai 50an orang.
Jujur saja, setiap melewati sungai Sambas ke Sendoyan atau ke pedalaman lainnya, saya selalu berharap melihat buaya atau ular besar. Tapi hanya melihat saja dan mereka tidak mengganggu saya dong. Kan seru kayaknya jika bisa melihatnya, jadi kayak lagi di film-film Anaconda begitu lah. Hehehe... Keinginan yang aneh ya..
Siapapun nanti, jika ingin ke Sendoyan menggunakan jasa transportasi air, saran saya adalah beli makanan atau minuman secukupnya. Karena selama tiga jam di atas perahu air, tidak ada apa-apa! Kiri kanan kebanyakan hutan, ada sih perkampungan yang sesekali kita lewati, tapi tidak banyak. Jadi dari pada mati gaya selama tiga jam di atas perahu air, mending bawa cemilan yang memadai. Kan lumayan bisa ngemil sepanjang perjalanan.
Tujuan saya dan teman-teman ke Sendoyan, pedalaman Sambas, adalah untuk memenuhi undangan mengisi training guru yang di adakan oleh 7 sekolah yang tergabung dalam KKG Gugus Tiga Batu Layar, Sendoyan. Ya, sejak mengabdi di pedalaman Kalimantan, saya memang sering mendapatkan undangan untuk menjadi pembicara di berbagai kegiatan. Pernah di Pontianak, Kecamatan Selakau, Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, dan yang paling sering adalah di kecamatan Sebawi, tempat ku mengabdi.
jika ingin menggunakan jasa transportasi air, maka hanya ada satu armada yang berangkat jam 10 pagi, jika lewat dari jam itu, maka tidak ada transportasi air lainnya. Pilihan lainnya ada speed boat, menyewanya 300ribu!
sebenaarnya, jika ingin naik ojeg, bisa! Hanya memakan waktu satu jam, dengan jalanan yang hanya setapak, agak rusak, dan sudah pasti, Mahal! Makanya saya memilih menggunakan jasa transportasi air. Murah meriah.
Sejak Jumat pagi, saya dan teman-teman melakukan perjalanan ke pedalaman Sambas. Nama daerahnya adalah Sendoyan, termasuk kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Perjalanan memakan waktu 3 jam dari Kota Kabupaten Sambas menggunakan motor air, ongkosnya cuma 10ribu. Pelatihan Pembelajaran yang Menyenangkan

No comments:

Post a Comment