Sarjana Mendidik Hingga Pelosok Negeri Demi Mencerdaskan Bangsa


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki program yang didedikasikan untuk percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T (terluar, terdepan, tertinggal). Program tersebut dikemas dalam payung program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia (MBMI). Salah satu implementasinya adalah dalam bentuk pengiriman sarjana kependidikan untuk mengabdi di daerah terpencil sebagai pendidik selama satu tahun, yang dikenal dengan Program Sarjana Mendidik Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T).
Pengiriman peserta Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) telah dilakukan dua angkatan. Angkatan pertama sebanyak 2479 peserta diberangkatkan ke provinsi Aceh, Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur, dengan masa pengabdian mulai November 2011 hingga Oktober 2012. Sedangkan angkatan kedua sebanyak 2726 peserta diberangkatkan ke provinsi Aceh, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Maluku dengan masa pengabdian mulai November 2012 hingga Oktober 2013.
“Kita memang spiritnya jangan sampai Indonesia itu maju sebagian. Indonesia itu harus maju bersama-sama dan seluruh wilayah harus maju yang pada kenyataannya masih menemui daerah daerah yang sesungguhnya belum Indonesia beneran. Dan itu yang menjadi tugas kita,” ujar Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Dikti Kemdikbud, Supriadi Rustad, di Jakarta, (22/11).
Ia mengatakan, program ini dijalankan sebagai solusi jangka pendek sekaligus jangka panjang. Untuk jangka panjang, MBMI menyiapkan ketersediaan pendidik di daerah 3T. “Program ini ditempuh melalui pengasramaan anak-anak berbakat dari daerah 3T di LPTK terkemuka di negeri ini dalam skema Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPG-T) mulai 2011,” katanya.
Sementara pengamat Pendidikan, Dharmaningtyas, mengatakan, guru merupakan panutan atau figur di masyarakat, bukan hanya untuk mendinamisir persoalan di sekolah tetapi juga mendinamisir perkembangan di masyarakat. “Sekolah itu yang akan memerdekakan dirinya sendiri atau masyarakatnya dari segala penindasan dan kebodohan,” tuturnya.
Dalam perkembangannya, SM-3T tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan guru di wilayah pengabdian dan menyiapkan calon guru profesional yang memiliki kompetensi kepribadian dan sosial yang kokoh. SM-3T yang dimplementasikan secara massif ini juga makin teryakini sebagai agen yang mampu mengubah kultur masyarakat

Hari Guru Nasional 2012, Peningkatan Kompetensi Profesionalisme dan Penegakan Kode Etik Guru


Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2012 fokus pada peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru serta penegakan kode etik. Tema tersebut dipilih karena sebagai profesi, profesionalisasi adalah hal mutlak bagi guru yang memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kompetensi kualitas profesinya.
Untuk peningkatan kompetensi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyiapkan bahan pokok, bahan mentah agar materi yang diterima guru bisa membuat guru lebih baik. “Filosofinya, tidak sembarang orang bisa jadi guru. Dicari orang terbaik yang bisa menjadi guru. Dengan ini kita bisa meningkatkan kualitas guru di masa datang,” kata Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dikti Supriadi Rustad, di Jakarta, Kamis (21/11).
Selain itu, lanjut Supriadi, model profesi guru perlu dianalisa lebih jauh agar bisa menggembleng kompetensi kepribadian sosial guru. Salah satu cara meningkatkan kompetensi kepribadian sosial adalah dengan program “Maju Bersama Guru Indonesia”. Sama seperti dokter, sebelum menjadi guru para lulusan sarjana kependidikan harus praktek di daerah terluar, terdepan, dan terbelakang (3T). Untuk jangka panjang, anak-anak berbakat dari daerah 3T akan direkrut dan belajar di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) terbaik. Setelah lima tahun, mereka akan kembali ke daerah masing-masing untuk membangun daerahnya.
 “Kemarin kita sudah menarik 2.400 guru di daerah 3T, dan mengirim 2.700 orang lagi untuk melanjutkan pekerjaan,” tambahnya.
Menurut Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Sulistiyo, saat ini yang dihargai dalam beban mengajar guru adalah tugas mengajar. Tugas membimbing dan mendidik tidak diperhatikan. Padahal tugas guru adalah termasuk membimbing dan mendidik siswanya. “Di lapangan guru yang bisa membimbing dan mendidik sangat rendah, dan jamnya sedikit,” katanya.
Sedangkan dalam kualifikasi akademik kompetensi guru, masih banyak guru yang belum sarjana. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah hendaknya bekerja sama dalam meningkatkan kualifikasi akademik guru. “Belum banyak pemerintah daerah yang mau membantu pengembangan kualifikasi guru. Dan dari pusat pun, dana tahun lalu banyak yang belum terserap,” ucap Sulistiyo.
Sulistiyo menegaskan, PGRI menyambut baik penyiapan kompetensi guru yang paripurna, yaitu pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Pelaksanaan kode etik adalah sebuah kebutuhan, karena sangat dekat dengan pengembangan kompetensi,profesi dan sosial.
Sulistiyo berharap, Kemdikbud dan Kemenag segera mengatur asosiasi profesi guru. Guru berorganisasi hanya mengacu kepada undang-undang organisasi masyarakat. Belum ada sebuah organisasi yang merangkul seluruh guru di Indonesia seperti dalam profesi dokter ada Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Untuk mendukung hal tersebut, organisasi profesi memiliki peran yang penting. Organisasi profesi memiliki fungsi utama untuk menyikapi perubahan terhadap peningkatan profesionalisme guru, dan mengatur mereka agar berperilaku profesional dalam penegakan kode etik

14 Ribu Anak TKI di Malaysia Peroleh Layanan Pendidikan


Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 dan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengamanatkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah dalam memenuhi hak setiap warga negaranya dalam memperoleh pendidikan dimanapun mereka berada. Baik yang tinggal di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) maupun di luar NKRI.
Termasuk bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia. Khususnya yang bekerja di sektor perkebunan di sekitar wilayah Sabah. Mereka mengalami kesulitan dalam memperoleh pendidikan bagi anak-anaknya. Melihat kondisi seperti ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar (Ditjen Dikdas) mendirikan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, (SIKK) Malaysia dan mengirimkan tenaga pendidik untuk mengajar di Sabah, Malaysia.
Hal ini merupakan tindak lanjut dari salah satu hasil Joint Working Group Meeting ke-4 antara Pemerintah Indonesia dengan Malaysia pada tanggal 21 Juli 2006 di Langkawi Malaysia. Langkah ini juga sebagai upaya peningkatan pelayanan pendidikan anak-anak Indonesia di luar NKRI, tepatnya di Sabah, Malaysia
Dari sisi gerakan wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas), anak-anak TKI  di Malaysia juga mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan pendidikan. "Kebanyakan dari mereka adalah usia SD dan SMP atau usia target Wajar Dikdas, dan kita bertanggung jawab menyelamatkan anak-anak itu," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Suyanto, pada acara pembekalan peliputan media di Jakarta (21/11).
Dari 53 ribu anak dari pekerja Indonesia yang tersebar di seluruh negeri Sabah Malaysia,  hingga saat ini baru sekitar 14 ribu anak yang tertangani. Ini adalah tugas besar karena harus bersama-sama dengan kementerian lain untuk menanganinya. "Jika tidak ditangani, nantinya Indonesia tidak hanya dibanjiri oleh banjir devisa, tapi juga banjir buta aksara. Kita tidak ingin anak-anak disana tidak mengetahui lagu Indonesia Raya ataupun budaya Indonesia," ungkapnya.
Di Kota Kinabalu Sabah Malaysia, Pemerintah Indonesia pada 2008 mendirikan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) dan saat ini memiliki 487 siswa. Namun demikian, Pemerintah juga telah mendirikan konsep Community Learning Centre (CLC) sebagai sekolah satelit SIKK  yang berada di seluruh wilayah Sabah Malaysia.
Pendirian CLC ini tidaklah semudah membalikkan tangan terutama untuk bisa diakui dan mendapat izin dari pihak Pemerintah Malaysia. Karenanya, adalah suatu kesempatan yang luar biasa untuk terus melakukan perluasan pelayanan pendidikan kepada warga negara Indonesia di Malaysia.
Bahkan, jelas Suyanto, dengan adanya SIKK ini, banyak negara yang belajar kepada Indonesia dengan tujuan yang sama yaitu memberikan pelayanan pendidikan kepada warga negaranya di luar negeri.
Adapun tujuan pengiriman guru oleh Pemerintah Indonesia adalah untuk memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak TKI, mengembangkan potensi anak didik, dan juga untuk menumbuhkan nilai nasionalisme dan berkepribadian bangga sebagai warga negara Indonesia

170 Guru Dikirim Mengajar Anak TKI di Sabah Malaysia


Untuk memenuhi pelayan dan perluasan akses pendidikan anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI), pemerintah terus berupaya untuk mengirimkan guru-guru Indonesia. Hingga saat ini, tercatat 170 guru Indonesia yang dikirim melalui program pada Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
Banyak diantara anak-anak TKI yang tidak memiliki kewarganegaraan dan tidak tercatat karena kehadirannya ilegal. Awalnya, Peraturan Pemerintah Malaysia tidak memperbolehkan para pekerja membawa keluarga. Namun kenyataannya banyak para pekerja Indonesia baik yang legal maupun ilegal turut membawa keluarganya ke Malaysia.
Disisi lain, dengan keberadaan pekerja, keluarga, dan anaknya inilah menjadi keuntungan pengusaha sawit dalam hal tenaga kerja bergaji rendah. " Jadi kedua pihak diuntungkan antara pengusaha dan pekerja saling memanfaatkan," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Suyanto, pada acara pembekalan peliputan media di Jakarta (21/11).
Selain itu, papar Suyanto, Pemerintah juga telah memberikan Bantuan Operasinal Sekolah (BOS), pemberian buku-buku, alat transportasi, dan juga mengampanyekan pentingnya pelayanan pendidikan kepada anak-anak Indonesia di luar negeri.
Menurut data dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu Malaysia, terdapat 53.768 anak Indonesia usia sekolah berdasarkan hasil pendataan Juli 2011-Februari 2012. Namun, yang baru memperoleh layanan pendidikan sebanyak 487 siswa di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), 2.261 siswa di Community Learning Centre (CLC), dan 7.375 siswa di Pusat Belajar (PB) Humana. Di Sabah sendiri, kebanyakan pekerja TKI berasal dari Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.
Awalnya, anak-anak TKI ini hanya mendapatkan pendidikan di PB Humana untuk belajar Membaca, Menghitung, dan Menulis (3M). Pengiriman guru di Tawau telah dilakukan Pemerintah Indonesia sejak 2006 dan ditempatkan di berbagai lokasi PB Humana.
Seiring pesatnya permintaan dan upaya keras Pemerintah, hingga saat ini telah berdiri 22 CLC di Tawau yang mengajarkan kurikulum Indonesia. Murid-murid CLC tidak dipungut bayaran dan dapat mengikuti ujian paket A dan B sehingga kelak ketika mereka kembali dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Sebagai informasi, Kota Tawau terletak di wilayah timur negeri Sabah, Malaysia. Daerah ini menjadi "pintu masuk dam pintu keluar" ke dan dari wilayah Indonesia. Daerah ini berbatasan denga Provinsi Kalimantan Timur, termasuk juga wilayah Nunukan dan Tarakan. Di pesisir Tawau, terletak pulau Sebatik dimana kepemilikannya terbagi dua antara Indonesia dan Malaysia.
Mengingat pesatnya interaksi Indonesia-Malaysia di daerah Tawau Sabah, maka Pemerintah menetapkan berdirinya KJRI di Tawau Sabah pada 29 Desember 2010. Visi dan misi dari KJRI Tawau dalam bidang pendidikan mengarah pada perlindungan para TKI termasuk perpanjangan tangan Pemerintah dalam memberikan pelayanan pendidikan pada anak TKI usia sekolah.
Konsul RI Tawau, Muhammad Soleh ketika ditemui di Wisma Nusatara di kota Tawau (21/11), menjelaskan untuk observasi, pemantauan, dan pembinaan guru-guru Indonesia yang mengajar di PB Humana dilakukan KJRI Tawau, sementara pembinaan CLC oleh KJRI Kinabalu. KJRI juga terus menghimbau kepada para pengusaha sawit untuk memberi kesempatan anak-anak yang orangtuanya bekerja di ladangnya sebagai bentuk corporate social responsibility (CSR).
"Pada akhirnya, apabila orangtua merasa aman anaknya ada tempat belajar, maka sangat dimungkinkan generate income dari kedua orangtua yang bekerja. Ini juga memberi manfaat pada pengusaha karena memiliki tenaga kerja yang potensial," ujar Muhammad Soleh.
Dalam perkembangannya, saat ini ada sekitar 40 persen dari sekitar 21 ribu anak TKI usia sekolah di Tawau dapat mengenyam pendidikan dasar. "Ini bentuk kepedulian Pemerintah RI untuk menyediakan 'Membaca, Mengira, Menghitung' sebagai upaya perluasan pelayanan dan akses  pendidikan

Memupuk Nasionalisme Anak TKI melalui Pendidikan


Nasionalisme atau kecintaan terhadap tanah air merupakan salah satu bentuk pendidikan karakter yang terus digaungkan Pemerintah Indonesia. Khususnya dalam bidang pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) terus mengupayakannya melalui Gerakan Nasional Pendidikan Karakter. Pertanyaannya adalah apakan anak-anak TKI yang terlahir di Malaysia begitu saja dibiarkan untuk melupakan Merah Putih dan Garuda.
Konsul RI Tawau, Muhammad Soleh ketika ditemui di Wisma Nusatara di kota Tawau (21/11) mengatakan bahwa selama Merah Putih berdiri, adalah kewajiban kita semua untuk menumbuhkan rasa nasionalisme kepada penerus kita. Bahwa pendidikan merupakan prioritas bersama, baik Pemerintah maupun orang tua.
Seiring pesatnya permintaan dan upaya keras Pemerintah, hingga saat ini telah berdiri 22 Community Learning Centre (CLC) di Tawau Sabah Malaysia yang mengajarkan kurikulum Indonesia. Murid-murid CLC tidak dipungut bayaran dan dapat mengikuti ujian paket A dan B sehingga kelak ketika mereka kembali dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Guru-guru yang diturunkan CLC sangat berperan dalam menumbuhkan rasa nasionalisme anak-anak TKI sehingga ada semangat yang tinggi untuk mencintai dan kembali ke Indonesia. "Menumbuhkan cinta tanah air berangkat dari CLC itu. Dengan sendirinya, anak-anak itu akan mengenal Indonesia melalui gurunya dan pembelajarannya," harap Muhammad Soleh.
Selain itu, dukungan seluruh komponen bangsa untuk mendirikan Sekolah Indonesia di Tawau dimasa yang akan datang sangatlah dinantikan. Ini juga merupakan bentuk pencitraan Indonesia yang sangat baik. "Tawau adalah garis terdepan perbatasan Indonesia-Malaysia. Kita harus terus menumbuhkan nasionalisme WNI bahwa 'ini dadaku, ini Indonesia'
Sementara itu  Manager Sime Darby Plantation, Kamarul Bahrin Noor, pada saat menerima tim peliput media dan perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) di CLC Merotai (22/11) sangat mendukung upaya Pemerintah Indonesia yang juga merupakan keinginan Pemerintah Malaysia untuk melahirkan masyarakat yang cerdas dan cemerlang.
Pendidikan sepanjang hayat menurut Kamarul adalah tujuan kita bersama. "Karenanya, kita mendukung pendidikan sepanjang hayat untuk mendidik anak-anak kita diawali dengan membaca, menulis, menghitung, dan juga sesuai amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk lebih memberi perhatian kepada anak pekerja sawit dan juga pendidikan," ujarnya.
Kamarul berharap pendidikan yang didapat oleh anak-anak TKI ini akan sangat bermanfaat kelak, sehingga saat kembali ke asalnya, anak dapat meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Karena jika orang tua habis kontrak, maka anak tetap dapat melanjutkan sekolah di sekolah umum di Indonesia," ungkapnya.
Sementara itu, Ahmad Adib Budiman, guru Indonesia yang mengajar di CLC Merotai berharap Pemerintah Indonesia dapat lebih meningkatkan pelayanan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ahmad juga berharap anak-anak TKI ini bisa mendapatkan beasiswa khusus, sehingga jika mereka berprestasi dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik dimasa yang akan datang

Anak Berkebutuhan Khusus Unjuk Gigi Dalam Gebyar PK-PLK


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyelenggarakan Gebyar Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) Pendidikan Dasar di Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/11). Acara yang dibuka oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud, Suyanto, ini diikuti oleh 300 peserta yang meliputi siswa, kepala sekolah, manajer bengkel sentra, dan perwakilan dinas pendidikan dari 33 provinsi.
Dalam Gebyar PK-PLK kali ini, anak -anak berkebutuhan khusus (ABK) menampilkan kreativitasnya masing-masing. Selain itu diselenggarakan pula berbagai lomba untuk anak-anak tersebut, seperti lomba manajemen pengelolaan dan pemberdayaan sentra, lomba penampilan stand, lomba unjuk karya ABK, lomba/festival band, lomba catur, dan lomba melukis. Dan untuk pertama kali pula ABK memiliki kesempatan berkompetisi dalam lomba penulisan jurnalistik dan lomba foto tentang ABK tingkat nasional 2012.
Menurut Direktur PPK-LK Pendidikan Dasar Mudjito, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa berkebutuhan khusus dalam berkarya. Kegiatan ini juga meningkatkan kemampuan manajemen sentra dalam membina keterampilan anak-anak berkebutuhan khusus dan mendorong kepedulian daerah dalam pembinaan sentra PK-PLK.
“Anak berkebutuhan khusus juga mampu menghasilkan karya. Karena bila dibimbing secara komprehensif, penyandang disabilitas bisa turut unjuk karya,” kata Mudjito usai pembukaan Gebyar PK-PLK, Jumat (23/11).
Untuk meningkatkan kepercayaan diri dan mengembangkan kompetensi anak berkebutuhan khusus diperlukan suasana pendidikan yang menarik, menyenangkan dan menantang. Melalui ajang ini, setiap ABK bisa saling bersilaturahmi begitu pula dengan pengelola sentra.
Peserta Gebyar PK-PLK 2012 berasal dari sentra PK-PLK yang bernaung di Sekolah Luar Biasa (SLB) negeri pembina di Indonesia. Sentra-sentra PK-PLK berperan sebagai penyusun program dan wadah keterampilan dan kecakapan hidup bagi siswa dan masyarakat berkebutuhan khusus.
Pelatihan keterampilan yang dilakukan oleh Kemdikbud dirancang untuk mempersiapkan anak berkebutuhan khusus untuk praktek di bidang multi kompetensi. Diharapkan nantinya usai mereka menjalani pendidikan dan pembinaan di Dikdas dan Dikmen, mereka akan menjadi seorang mandiri, profesional yang produknya memiliki daya saing di pasaran

SENAM SEHAT GURU GURU SE KABUPATEN SLEMAN

Pada hari Kamis, 23 November 2012 guru-guru sekabupaten sleman mengadakan senam sehat bersama di lapangan denggung, sleman yogyakarta, acara ini di peringati sebagai hari guru, acara di mulai pukul 08.00 wib yang di meriahkan dengan pemeriksaan tulang gratis, donor darah, dan undian berhasiah serta servis motor gratis atau ganti oli gratis, acara ini diikuti hampir 5 ribu guru yang ada di sleman, acara tersebut sangat meriah karena selain dapat menyambung silaturahmi juga banyaknya doorprize yang diberikan,dan setelah senam sehat banyak bapak igu guru yang meluangkan waktunya untuk makan-makan di jejamuran, atau rumah makan jamur, menu yang diberikan serba dari jamur, dan bagi anda yang memiliki kolestrol tinggi jangan takut karena makanan ini tidak mengandung kolestrol, berikut dokumentasi peserta yang ikut dalam acara tersebut :








Sedangkan untuk video dapat dilihat disini :

PELAKSANAAN UKG TAHAP II GELOMBANG II

PELAKSANAAN UKG TAHAP II GELOMBANG II Kepada Yth. Guru Bersertifikat Pendidik dan Pengawas Kabupaten Sleman Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru Tahap 2 Gelombang 2 tahun 2012 akan dilaksanakan pada tanggal 6 – 9 November 2012. Berkait dengan hal tersebut Kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Daftar guru peserta dan jadwal pelaksanaan UKG Tahap 2 Gelombang 2 dapat di unduh di tendiksleman.blogspot.com 2. Guru yang telah tercantum dalam daftar peserta diwajibkan hadir dan mengikuti UKG Tahap 2 Gelombang 2 Tahun 2012. 3. Undangan peserta dapat diambil di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman pada Hari Senin tanggal 5 November 2012 pukul 08.00 – 12.00 WIB secara kolektif per sekolah. Demikian agar menjadi perhatian. Untuk melihat daftar peserta UKG 2013 dapat dilihat di link berikut : DOWNLOAD DAFTAR PESERTA UKG TAHAP II GEL II http://www.tendiksleman.blogspot.com/2012/11/pelaksanaan-ukg-tahap-ii-gelombang-ii.html

INFORMASI UJI KOMPETENSI GURU DAN SERTIFIKASI GURU TAHUN 2013

INFORMASI UJI KOMPETENSI GURU DAN SERTIFIKASI GURU TAHUN 2013 Kepada Kepala Sekolah se Kabupaten Sleman dan Guru Yang Belum Bersertifikat Pendidik di Kabupaten Sleman Berikut kami sampaikan informasi terkait Uji Kompetensi Guru Bagi Guru Belum Bersertifikat Pendidik dan Proses Sertifikasi Guru tahun 2013 : Kebijakan Pemerintah Pusat (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Tahun 2013, bahwa Uji Kompetensi akan dilakukan untuk semua guru PNS dan Non PNS (GTY) yang belum bersertifikat pendidik berdasarkan database NUPTK. Dan bagi guru yang lulus uji kompetensi dan memenuhi persyaratan umum sertifikasi tahun 2013, maka berhak untuk mengikuti proses sertifikasi apabila masuk dalam kuota kabupaten. Untuk itu kepada semua guru PNS dan GTY yang belum bersertifikat pendidik dan sudah memiliki NUPTK silahkan lakukan pengecekan data di website sergur.kemdiknas.go.id pada link di bawah ini. Apabila ada guru PNS atau GTY yang sudah memiliki NUPTK, akan tetapi belum masuk dalam data diharapkan untuk segera lapor kepada Operator NUPTK Muh Fathoni di bidang PPTK Dikpora Sleman membawa fotokopi LKD dan SK Pertama Sebagai Guru dan SK CPNS/PNS/GTY paling lambat 1 Desember 2012. Untuk kami usulkan update data ke pusat. LINK UNTUK CEK DATA DI WEBSITE sergur.kemdiknas.go.id