Mendikbud: Perhatikan Calon Mahasiswa yang Miliki Kesulitan Ekonomi

Menjelang pendaftaran mahasiswa baru, Mendikbud Mohammad Nuh berpesan kepada para pimpinan PTN untuk memberikan perhatian secara khusus bagi para calon mahasiswa yang memiliki kesulitan ekonomi namun secara akademik memenuhi persyaratan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Mendikbud menegaskan agar jangan sampai calon mahasiswa tersebut tidak bisa melanjutkan kuliah karena persoalan biaya.

“Buka posko informasi untuk memberikan jalan keluar untuk mereka yang mengalami kesulitan dari sisi pembiayaan. Banyak cara untuk memberikan kesempatan untuk adik-adik kita yang tidak mampu namun secara akademik memenuhi persyaratan. Apapun kebijakan itu selama untuk memberikan fasilitas kepada anak-anak tidak mampu, Kemdikbud memberikan dukungan penuh,” ujarnya dalam pelantikan pejabat di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) tadi pagi, Kamis (19/06/2014), di Jakarta.

Perguruan tinggi, katanya memiliki implikasi yang sangat luar biasa. Implikasi pertama, apabila perguruan tinggi tidak mampu memberikan bekal kompetensi yang memadai bagi peserta didik, maka konsekuensinya adalah masyarakat  yang akan menanggung beban, karena setelah selesai perguruan tinggi, mahasiswa akan kembali ke masyarakat.



“Tidak ada jenjang setelah jenjang pendidikan tinggi, dan pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan terakhir pada pendidikan formal yang dilalui anak-anak kita,” ungkap Mendikbud.

Ia juga berpesan, hendaknya pimpinan perguruan tinggi  terus memberikan perhatian secara khusus terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi. Para mahasiswa hendaknya diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mampu mengeksplorasi potensi yang dimiliki, baik potensi akademik, sosial, dan kepemimpinan. Hal tersebut dapat dilakukan apabila dapat menumbuhkan iklim akademik, budaya, atmosfer yang sangat bagus di perguruan tinggi.

Tanpa Iklim akademik, budaya, dan atmofer yang memadai, kata Mendikbud, maka potensi-potensi yang dimiliki oleh para mahasiswa tidak akan tumbuh subur. Oleh karena itu beri ruang seluas-luasnya bagi para civitas akademika untuk mengeksplor potensi-potensi yang dimiliki.

Selanjutnya Mendikbud berpesan agar para pimpinan PTN dapat membenahi tata kelola perguruan tinggi, salah satunya tata kelola sumber keuangan. “Buat sistem yang baik dan semuanya dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.

Ia juga menyampaikan satu hal yang masih menjadi sorotan publik dalam pengelolaaan PTN, yaitu kualitas. Kualitas tersebut, katanya, memiliki dua indikator. Indikator pertama adalah produk keilmuan, yaitu terkait jumlah karya ilmiah yang bisa dikeluarkan setiap perguruan tinggi, dan jumlah kenaikan setiap tahunnya.

“Kalau dilihat dari jumlah karya ilmiah, meskipun sudah mengalami kenaikan, tetapi masih belum cukup apabila dibandingkan dengan potensi yang dimiliki. Oleh karena itu jadikan produksi karya ilmiah sebagai gerakan di setiap perguruan tinggi untuk bersama-sama membangun tradisi penelitian, menulis, dan dipublikasikan apa yang telah didapat,” ujar Mendikbud.

Sedangkan indikator kedua adalah perhatian secara khusus untuk program pasca sarjana S-2 dan S-3. “Tingkatkan proporsi pendidikan dosen strata dua dan tiga, dan berikan kesempatan seluas-luasnya para dosen untuk melanjutkan program strata tiga,” pesannya

No comments:

Post a Comment