JAKARTA (3/7)- Dalam rangka masa orientasi 30 orang calon guru model angkatan ke-V, Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa (SGI DD) mengadakan Studium General. Bertempat di Kopertais UIN, acara ini menghadirkan Prof. Komarudin Hidayat sebagai pembicara tunggal.
Diawali dari mirisnya kondisi pendidikan Indonesia yang semakin tenggelam, pada 24 Oktober 2009 lalu Dompet Dhuafa memutuskan membentuk jejaring pendidikan bernama Sekolah Guru Indonesia. Awalnya program lembaga ini berfokus pada pengembangan kapasitas guru, dengan training rutin per pekan. Seiring berjalannya waktu, program ini berkembang hingga mendidik calon guru (fresh graduate universitas) selama 4,5 bulan diasramakan, dan menjalani penempatan dengan mengajar SD di pelosok-pelosok negeri sebagai GURU MODEL BERKARAKTER. Saat ini, Sekolah Guru Indonesia sudah mencetak 91 orang GURU MODEL yang telah dan sedang menjalani penempatan di pelosok Indonesia, yang tetap berkomitmen menjadi guru (minimal di bidang pendidikan) seumur hidupnya.
Karena itulah “Guru Masa Depan, Inspirasi Untuk Indonesia” menjadi tajuk pilihan dalam studium general SGI angkatan ke-V (SGI V) ini. Guru merupakan pendidik calon penerus bangsa. Oleh karena itu, menjadi guru adalah investasi untuk Indonesia, demikian yang selalu didengungkan Direktur SGI DD, Asep Sapaat. Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini, di kota-kota besar guru termasuk profesi favorit bagi kalangan muda. Terutama setelah sertifikasi digulirkan. Sejak itulah semua orang berlomba-lomba menjadi guru. Tetapi sayangnya, karena niat mendapatkan profit inilah maka kebanyakan guru saat ini hanya sebatas “pengajar”, bukan “pendidik”, apalagi “pemimpin”.
Belum lagi kasus-kasus memalukan yang menimpa guru: tertangkap tangan memakai narkoba, kekerasan terhadap siswa, menerima uang sogokan, hingga memfasilitasi siswa untuk mencontek saat UN. Guru tidak lagi disegani. Maka wajar bila kualitas siswa menurun. Lantas, dengan semua kekacauan ini, guru yang bagaimanakah yang akan mendidik bangsa ini ke depannya? Bagaimana seharusnya sosok “Guru Masa Depan” yang ideal?
Bersama Prof. Komarudin Hidayat, 30 orang calon Guru SGI akan brainstorming mengenai “Guru Masa Depan, Inspirasi Untuk Indonesia”. Setelah mengikuti acara ini, Peserta diharapkan mampu menginternalisasi nilai-nilai guru masa depan dan mampu memahami indikator seorang guru inspirasi. Sehingga ketika menjalani penempatan, mereka menjadi sosok-sosok guru yang tidak pernah berhenti belajar, menguasai setiap kemajuan yang terjadi, dan mampu menginspirasi masyarakat di pelosok (tidak hanya siswa) melalui keteladanan dirinya. Ya, sosok guru 3P (pengajar, pendidik, dan pemimpin).
Dimulai pada pukul 09.00 WIB, acara ini turut menghadirkan perwakilan guru se-Jabodetabek, Pejabat UPT Bogor, Diknas Tangerang, Para Wakil Rektor dan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Harapannya, acara ini dapat menanamkan nilai-nilai perjuangan pengabdian, bagi setiap guru dan pendidik yang datang. Seperti yang dituturkan salah satu peserta: "Guru adalah profesi yang mulia, saya ingin menjadi guru yang mulia!"
No comments:
Post a Comment