Sejumlah 36 orang guru sasaran Kurikulum 2013 di kota Jayapura mengikuti pelatihan Peningkatan Kompetensi Kebudayaan Bagi Guru Sasaran Mapel Seni Budaya (kelas 7 dan 8) pada 12-16 Juni 2014. Pelatihan ini dibuka oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kacung Marijan, Jumat (13/06/2014), di LPMP Papua.
Sebelum pelatihan dimulai, peserta melakukan uji awal (pre-test) yang hasilnya telah dilaporkan melalui aplikasi pemantauan pelaksanaan Kurikulum 2013 kepada Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK PMP) Kemdikbud.
Dalam sambutannya, Kacung mengatakan, perubahan kurikulum merupakan implikasi dari kebutuhan perkembangan zaman. Kepada peserta, Kacung mengimbau agar mengikuti pelatihan guru sasaran untuk implementasi Kurikulum 2013 ini dengan baik. Karena kemajuan dan perkembangan daerah Papua, kata dia, tergantung dari kesungguhan para gurunya.
Ia menambahkan, kemampuan yang luar biasa, keterampilan yang bagus dan kemampuan sosial yang baik, harus ditopang oleh kekuatan SDM yang baik. “Masalah multi etnis dan kultur bisa disikapi dengan mengenal, mengetahui dan menghormati keberagaman itu sehingga saling kerjasama satu sama lain,” katanya.
Papua kaya akan ragam budaya. Seyogianya, budaya yang luar biasa tersebut, kata Kacung, dapat diajarkan kepada anak-anak didik. Misalnya, musik-musik tradisional, dan tari tarian tradisional sehingga dari pelestarian budaya bangsa seperti ini, berarti ikut serta dalam memperkokoh jati diri bangsa. Dengan implementasi Kurikulum 2013 diharapkan lebih banyak muncul orang-orang hebat, sehingga mampu mengelola Papua menjadi masyarakat yang sejahtera, dan tidak kalah dengan daerah-daerah lain.
Dalam kesempatan ini, Kacung didampingi Kepala LPMP Papua, dan dihadiri pula oleh perwakilan Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Jayapura dan Kepala Balai Arkeologi Jayapura, dan para instruktur. Usai pembukaan, peserta kembali ke SMPN 1 Jayapura untuk menerima materi dari instruktur nasional
Sebelum pelatihan dimulai, peserta melakukan uji awal (pre-test) yang hasilnya telah dilaporkan melalui aplikasi pemantauan pelaksanaan Kurikulum 2013 kepada Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK PMP) Kemdikbud.
Dalam sambutannya, Kacung mengatakan, perubahan kurikulum merupakan implikasi dari kebutuhan perkembangan zaman. Kepada peserta, Kacung mengimbau agar mengikuti pelatihan guru sasaran untuk implementasi Kurikulum 2013 ini dengan baik. Karena kemajuan dan perkembangan daerah Papua, kata dia, tergantung dari kesungguhan para gurunya.
Ia menambahkan, kemampuan yang luar biasa, keterampilan yang bagus dan kemampuan sosial yang baik, harus ditopang oleh kekuatan SDM yang baik. “Masalah multi etnis dan kultur bisa disikapi dengan mengenal, mengetahui dan menghormati keberagaman itu sehingga saling kerjasama satu sama lain,” katanya.
Papua kaya akan ragam budaya. Seyogianya, budaya yang luar biasa tersebut, kata Kacung, dapat diajarkan kepada anak-anak didik. Misalnya, musik-musik tradisional, dan tari tarian tradisional sehingga dari pelestarian budaya bangsa seperti ini, berarti ikut serta dalam memperkokoh jati diri bangsa. Dengan implementasi Kurikulum 2013 diharapkan lebih banyak muncul orang-orang hebat, sehingga mampu mengelola Papua menjadi masyarakat yang sejahtera, dan tidak kalah dengan daerah-daerah lain.
Dalam kesempatan ini, Kacung didampingi Kepala LPMP Papua, dan dihadiri pula oleh perwakilan Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Jayapura dan Kepala Balai Arkeologi Jayapura, dan para instruktur. Usai pembukaan, peserta kembali ke SMPN 1 Jayapura untuk menerima materi dari instruktur nasional
No comments:
Post a Comment