Persyaratan SNMPTN untuk Dukung Profesi Lulusan Perguruan Tinggi

Persyaratan tanpa ketunaan yang ditetapkan oleh panitia seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) bukan untuk membatasi pendaftar seleksi. Syarat tersebut ditetapkan sebagai konsekuensi kebutuhan lulusan perguruan tinggi yang akan melayani masyarakat di masa depan.

“Jadi yang dimaksud persyaratan tersebut adalah untuk mendukung kalau berprofesi. Untuk berbagai profesi, tentunya ada beberapa hal ketika bekerja tidak hanya memberikan keselamatan diri sendiri, tapi juga orang lain,” demikian diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Djoko Santoso, saat wawancara langsung dengan Kompas TV, Kamis (13/03/2014).

Djoko menjelaskan, ada empat aspek yang setidaknya harus dimiliki oleh calon mahasiswa. Aspek akademik, dukungan fisik, pendukung keselamatan masyarakat jika itu pendidikan profesi, dan pembiayaan. Khusus untuk pendukung keselamatan masyarakat, para lulusan diharapkan memiliki kelebihan.

“Contohnya saya, kalau berdiri tinggi saya hanya 155 cm. Tidak bisa jadi tentara atau jadi pilot. Kenapa? Kalau saya memaksakan, akan membahayakan diri sendiri. Dan akan membahayakan orang lain juga,” terangnya mencontohkan.

Contoh lain, kata Djoko, untuk menjadi seorang dokter calon mahasiswa harus bebas buta warna. Penyandang buta warna, kata dia, cenderung tidak bisa membedakan semua mineral atau warna cairan tubuh. Begitu pula dengan beberapa jurusan lain yang terkait dengan unsur atau mineral, biasanya jurusan teknik.

Namun demikian, Djoko memahami jika persyaratan yang tertulis di laman snmptn.ac.id kurang diterima oleh penyandang disabilitas. Untuk itu, masukan dari masyarakat akan dijadikan pertimbangan untuk mencari padanan yang layak untuk bahasa tulis tersebut. “Kalau kata ‘disyaratkan’ itu terlalu keras, coba nanti diganti ‘disarankan’,” katanya.



Dia mengatakan, tentang keberpihakan kepada kaum difabel juga diamanatkan oleh UU 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi. Bahkan, di beberapa kampus telah melakukan afirmasi dengan menyediakan fasilitas untuk kaum difabel. “Misalnya UNJ, Unpad, Unesa, banyak kaum difabel sekolah disana,” tuturnya.

Djoko mengatakan, saat ini SNMPTN masih ditahap pendaftaran. Dan semua proses SNMPTN bersifat terbuka bagi siapa saja. Dia mempersilakan kepada semua calon mahasiswa untuk mendaftar. “Sekarang masih masa pendaftaran, semua boleh mendaftar,” tandasnya

No comments:

Post a Comment