-- Kemajuan suatu bangsa bergantung pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kualitas SDM atau biasa disembut Indeks Pembangunan Manusia. Terdapat tiga formula dalam pengembangan kualitas SDM, yaitu pendidikan, kesehatan, dan pendapatan perkapitanya.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, saat meresmikan Gedung Serbaguna Grha Dewaruci, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Sabtu (22/03/2014). Dari tiga formula itu, Mendikbud mengatakan, mana yang didahulukan, apakah pendidikannya, kesehatannya, atau pendapatan perkapitanya?
Hasil penelitian dari Bank Dunia dan UNESCO menunjukan bahwa pendidikan masuk dalam berbagai aspek, seperti hubungan antara pendidikan dan kesehatan, pendidikan dan pendapatan perkapita, pendidikan dan indeks pembangunan secara keseluruhan.
“Jadi kalau pendidikannya baik, maka kesehatan akan meningkat, dan pendapatan perkapitanya pun akan meningkat. Dari situlah kita membuat program seperti Bidikmisi dan sebagainya, antara lain kami ingin melalui pendidikanlah akan merubah kesehatan dan juga pendapatan perkapita,” jelas Mendikbud.
Mendikbud mengatakan, untuk meningkatkan kualitas SDM maka Angka Partisipasi Kasar (APK) perlu ditingkatkan. Seperti perguruan tinggi pada tahun 2004 baru mencapai 17 persen, artinya anak-anak Indonesia yang umur 19 sampai 23 tahun yang kuliah hanya 17 persen. Sedangkan pada tahun 2013 APKnya naik menjadi 29,9 persen mendekati 30 persen. Artinya saat ini anak-anak Indonesia usia 19 sampai 23 tahun yang kuliah 30 persen, masih ada 70 persen yang belum kuliah. Untuk mendorong peningkatan APK yang ingin dilakukan, kata Mendikbud, antara lain melakukan percepatan agar anak-anak semakin banyak yang menikmati dunia pendidikan.
Target Kemdikbud pada tahun 2020 melalui pendidikan menengah kurang lebih enam tahun kedepan itu harus bisa mencapai 97 persen, oleh karena itu perlu program yang bisa mendukung. Maka dibuatlah program Pendidikan Menengah Universal (PMU) atau wajib belajar 12 tahun. Kementerian juga berupaya meningkatkan angka partisipasi untuk perguruan tinggi dengan target 75 persen, kata Mendikbud. Dengan target ini maka dilakukan percepatan untuk seratus tahun Indonesia merdeka pada tahun 2025 angka 75 persen dapat dicapai.
Target tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas perguruan tinggi, seperti meningkatkan jumlah penerimaan mahasiswa, menambah infrastruktur perguruan tinggi, menambah dosen, dan menambah pendukung lainnya. “Jangan ada anak-anak yang memiliki akademik yang memadai, tetapi tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu dibuat program Bidikmisi, supaya semakin banyak anak-anak tidak mampu masuk keperguruan tinggi. Sampai saat ini sudah ada 160 ribu anak yang menerima program beasiswa Bidikmisi, dan tahun ini akan datang 60 ribu lagi,” ungkap Mendikbud.
Mendikbud mengatakan, sebagai upaya lanjutan, sekarang sudah dipersiapkan lagi beasiswa untuk S2 dan S3, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sehingga dalam 5 atau 10 tahun kedepan akan muncul generasi baru yang berasal dari keluarga tidak mampu bisa menjadi magister dan Doktor. “Ini akan menjadi masa kebangkitan bagi adik-adik kita dari keluarga tidak mam
No comments:
Post a Comment