Metode pembelajaran yang diterapkan sekolah Islam terpadu (SIT) dinilai sesuai dengan Kurikulum 2013. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan (Wamendik), Musliar Kasim mengatakan, selain menilai aspek akademik, SIT juga menekankan pentingnya aspek sikap para siswa.
"Kurikulum 2013 merefleksikan apa yang sudah dilakukan sekolah Islam terpadu yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)," ujar Musliar Kasim saat membuka seminar pendidikan pada acara Milad ke-10 JSIT di Jakarta, Sabtu (1/2/2014). Seminar tersebut bertema "Peningkatan Mutu SIT dan Sinkronisasi Kurikulum 2013 untuk Mewujudkan Generasi Emas 2045".
Wamendik berharap, melalui sekolah Islam yang tergabung dalam JSIT, penerapan Kurikulum 2013 bisa lebih menggaung. Ia menegaskan, perubahan model kurikulum harus didukung pemahaman yang baik oleh seluruh guru.
“Pada 2013 sudah dilakukan pelatihan terhadap 6.213 sekolah. Guru tidak membayar sama sekali dan buku panduan Kurikulum 2013 pun disediakan,'' ungkap mantan rektor Universitas Andalas, Padang, itu.
Kurikulum 2013, papar Musliar, berupaya untuk menghasilkan generasi yang produktif, kreatif, afektif. "Generasi ini harus memiliki tiga kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Ini tidak bisa terwujud tanpa penataan kurikulum,'' tuturnya.
Dalam Kurikulum 2013, kata Musliar, semua mata pelajaran harus bisa membangun sikap para siswa. Perubahan mendasar dalam Kurikulum 2013, lanjutnya, ada pada konsep, buku, proses pembelajaran, dan peni laian. Dulu, tutur Musliar, tidak ada definisi kompetensi lulusan SD. Dalam Kurikulum 2013, mata pelajaran untuk siswa SD yang awalnya berjumlah 12 diringkas menjadi menjadi enam mata pelajaran saja.
"Kurikulum 2013 merefleksikan apa yang sudah dilakukan sekolah Islam terpadu yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)," ujar Musliar Kasim saat membuka seminar pendidikan pada acara Milad ke-10 JSIT di Jakarta, Sabtu (1/2/2014). Seminar tersebut bertema "Peningkatan Mutu SIT dan Sinkronisasi Kurikulum 2013 untuk Mewujudkan Generasi Emas 2045".
Wamendik berharap, melalui sekolah Islam yang tergabung dalam JSIT, penerapan Kurikulum 2013 bisa lebih menggaung. Ia menegaskan, perubahan model kurikulum harus didukung pemahaman yang baik oleh seluruh guru.
“Pada 2013 sudah dilakukan pelatihan terhadap 6.213 sekolah. Guru tidak membayar sama sekali dan buku panduan Kurikulum 2013 pun disediakan,'' ungkap mantan rektor Universitas Andalas, Padang, itu.
Kurikulum 2013, papar Musliar, berupaya untuk menghasilkan generasi yang produktif, kreatif, afektif. "Generasi ini harus memiliki tiga kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Ini tidak bisa terwujud tanpa penataan kurikulum,'' tuturnya.
Dalam Kurikulum 2013, kata Musliar, semua mata pelajaran harus bisa membangun sikap para siswa. Perubahan mendasar dalam Kurikulum 2013, lanjutnya, ada pada konsep, buku, proses pembelajaran, dan peni laian. Dulu, tutur Musliar, tidak ada definisi kompetensi lulusan SD. Dalam Kurikulum 2013, mata pelajaran untuk siswa SD yang awalnya berjumlah 12 diringkas menjadi menjadi enam mata pelajaran saja.