A. Pengertian Kontruktivisme
Kontruktivisme adalah siswa mengkonstruksi/membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal melalui proses interaksi sosial dan asimilasi-akomodasi. Implikasinya adalah pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan. Inti dari inquiry atau menyelidiki adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. Oleh karena itu dalam kegiatan ini siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis.
B. Pengertian pengetahuan menurut teori konstruktivistik :
Pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu pernyataan yang sedang dipelajari,melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek,pengalaman maupun lingkungannya.
Pengetahuan bukanlah suatu yang sudah ada dan tersedia,sehinggan orang tinggal menerimannya,melainkan suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman pemahaman baru.
Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang yang telah mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum memiliki pengetahuan tersebut.
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ditentukan, melainkan suatu proses pembentukan.semakin banyak seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya,maka pengetahuan dan pemahamannya akan objek dan lingkungan tersebut akan meningkat dan lebih rinci.
C. Pengertian Belajar menurut Teori Konstruktivistik :
Ø Belajar adalah proses pemberian makana atas informasi atau pengalaman yang diterima.
Ø Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya daripada fakta-fakta yang terlepas-lepas
Ø Belajar adalah proses pembentukan pengetahuan dan pembentukan ini harus dilakukan oleh orang yang belajar ,sehingga orang tersebut harus melakukan kegiatan,aktif berfikir,menyusun konsep, dan memberi makna terhadap hal-hal yang sedang dipelajari.
Ø Kendali belajar yang sepenuhnya ada pada siswa ,peran guru membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar.
Ø Pandangan konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal (inherent inner ability) sebelum mempelajari sesuatu.Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru.
D. Tugas utama guru menurut pandangan konstruktivistik :
· Menumbuhkan kemandirian
· Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak
· Menyediakan dukungan dalam proses belajar siswa agar siswa mempunyai peluang optimal untuk berlatih
E. Pandangan Tokoh-Tokoh Konstruktivistik:
Rutherforddan Anlgren
Siswa telah memiliki cara sendiri dalam memproses informasi yang diterima,untuk itu guru berperan mengarahkan agar proses pembentukan pengetahuan berjalan sesuai dengan yang diharapkan
John Dewey
Pendidik yang baik harus melaksanakan proses pembelajaran yang memungkinkan terjadi proses kostruksi pengetahuan dalam diri siswa
· Von Glaserfeld
Ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses konstruksi pengetahuan, yaitu sbb :
1) Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman
2) Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan
3) Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman dari pengalaman lainnya
Vygoytsky
Pembelajaran terjadi dalam konteks sosial yang memungkinkan terjadi interaksi antara sesama siswa dan juga guru
Pembelajaran konstruktivistik :
Adalah proses pembelajaran yang memungkikan siswa menyusun sendiri pengetahuannya berdasarkan informasi dan pengalaman yang diterima
Dalam proses pembelajaran,siswa akan menyesuaikan informasi yang diterima dengan pengetahuan yang telah dimilikinya sebelumnya
F. Karakteristik pembelajaran konstruktivistik :
v Materi disajikan mulai dari hal-hal yang umum menuju ke hal-hal yang khusus
v Pembelajaran lebih mengenai pada pemunculan pertanyaan dan ide-ide siswa
v Pembelajaran lebih banyak mengandalkan sumber sumber data primer
v Siswa dipandang sebagai pemikir-pemikir yang dapat memunculkan teori-teori baru
v Siswa banyak belajar dan bekerja dalam ‘group process’
v Bentuk evaluasi lebih diarahkan pada autentic asessment dan portofolio
Sejauh ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus di hafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Kemudian ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.
Menurut Filosofi Konstruktivisme, pengetahuan bersifat non-obyektif, temporer, dan selalu berubah. Segala sesuatu bersifat temporer, berubah, dan tidak menentu. Kitalah yang memberi makna terhadap realitas yang ada. Pengetahuan tidak pasti dan tidak tetap. Belajar adalah pemaknaan pengetahuan, bukan perolehan pengetahuan dan mengajar diartikan sebagai kegiatan atau proses menggali makna, bukan memindahkan pengetahuan kepada orang yang belajar. Otak atau akal manusia berfungsi sebagai alat untuk melakukan interpretasi sehingga muncul makna yang unik.
Salah satu prinsip penting dari Psikologi pendidikan adalah guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan kepada siswa tangga yang dapat membantu mereka mencapai tingat pemahaman yang lebih tinggi, sehingga prestasi mereka semakin meningkat, tetapi harus tetap diupayakan agar siswa sendiri yang memanjat tangga tersebut.
Kontruktivisme adalah siswa mengkonstruksi/membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal melalui proses interaksi sosial dan asimilasi-akomodasi. Implikasinya adalah pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan. Inti dari inquiry atau menyelidiki adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. Oleh karena itu dalam kegiatan ini siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis.
B. Pengertian pengetahuan menurut teori konstruktivistik :
Pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu pernyataan yang sedang dipelajari,melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek,pengalaman maupun lingkungannya.
Pengetahuan bukanlah suatu yang sudah ada dan tersedia,sehinggan orang tinggal menerimannya,melainkan suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman pemahaman baru.
Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang yang telah mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum memiliki pengetahuan tersebut.
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ditentukan, melainkan suatu proses pembentukan.semakin banyak seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya,maka pengetahuan dan pemahamannya akan objek dan lingkungan tersebut akan meningkat dan lebih rinci.
C. Pengertian Belajar menurut Teori Konstruktivistik :
Ø Belajar adalah proses pemberian makana atas informasi atau pengalaman yang diterima.
Ø Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya daripada fakta-fakta yang terlepas-lepas
Ø Belajar adalah proses pembentukan pengetahuan dan pembentukan ini harus dilakukan oleh orang yang belajar ,sehingga orang tersebut harus melakukan kegiatan,aktif berfikir,menyusun konsep, dan memberi makna terhadap hal-hal yang sedang dipelajari.
Ø Kendali belajar yang sepenuhnya ada pada siswa ,peran guru membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar.
Ø Pandangan konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal (inherent inner ability) sebelum mempelajari sesuatu.Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru.
D. Tugas utama guru menurut pandangan konstruktivistik :
· Menumbuhkan kemandirian
· Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak
· Menyediakan dukungan dalam proses belajar siswa agar siswa mempunyai peluang optimal untuk berlatih
E. Pandangan Tokoh-Tokoh Konstruktivistik:
Rutherforddan Anlgren
Siswa telah memiliki cara sendiri dalam memproses informasi yang diterima,untuk itu guru berperan mengarahkan agar proses pembentukan pengetahuan berjalan sesuai dengan yang diharapkan
John Dewey
Pendidik yang baik harus melaksanakan proses pembelajaran yang memungkinkan terjadi proses kostruksi pengetahuan dalam diri siswa
· Von Glaserfeld
Ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses konstruksi pengetahuan, yaitu sbb :
1) Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman
2) Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan
3) Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman dari pengalaman lainnya
Vygoytsky
Pembelajaran terjadi dalam konteks sosial yang memungkinkan terjadi interaksi antara sesama siswa dan juga guru
Pembelajaran konstruktivistik :
Adalah proses pembelajaran yang memungkikan siswa menyusun sendiri pengetahuannya berdasarkan informasi dan pengalaman yang diterima
Dalam proses pembelajaran,siswa akan menyesuaikan informasi yang diterima dengan pengetahuan yang telah dimilikinya sebelumnya
F. Karakteristik pembelajaran konstruktivistik :
v Materi disajikan mulai dari hal-hal yang umum menuju ke hal-hal yang khusus
v Pembelajaran lebih mengenai pada pemunculan pertanyaan dan ide-ide siswa
v Pembelajaran lebih banyak mengandalkan sumber sumber data primer
v Siswa dipandang sebagai pemikir-pemikir yang dapat memunculkan teori-teori baru
v Siswa banyak belajar dan bekerja dalam ‘group process’
v Bentuk evaluasi lebih diarahkan pada autentic asessment dan portofolio
Sejauh ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus di hafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Kemudian ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.
Menurut Filosofi Konstruktivisme, pengetahuan bersifat non-obyektif, temporer, dan selalu berubah. Segala sesuatu bersifat temporer, berubah, dan tidak menentu. Kitalah yang memberi makna terhadap realitas yang ada. Pengetahuan tidak pasti dan tidak tetap. Belajar adalah pemaknaan pengetahuan, bukan perolehan pengetahuan dan mengajar diartikan sebagai kegiatan atau proses menggali makna, bukan memindahkan pengetahuan kepada orang yang belajar. Otak atau akal manusia berfungsi sebagai alat untuk melakukan interpretasi sehingga muncul makna yang unik.
Salah satu prinsip penting dari Psikologi pendidikan adalah guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan kepada siswa tangga yang dapat membantu mereka mencapai tingat pemahaman yang lebih tinggi, sehingga prestasi mereka semakin meningkat, tetapi harus tetap diupayakan agar siswa sendiri yang memanjat tangga tersebut.
No comments:
Post a Comment