Pola pembelajaran Kurikulum 2013 yang diterapkan pada siswa kelas 1 SD di sejumlah sekolah sasaran pada tahun pelajaran 2013/2014 mampu menciptakan suasana kelas lebih ceria. Siswa lebih banyak tertawa dan percaya diri saat menjawab pertanyaan guru, meski jawaban tersebut merupakan jawaban spontan anak-anak.
“Siswa kelas 1 juga sekarang tidak rewel karena proses pembelajarannya hampir sama dengan di TK, yaitu belajar sambil bermain. Tidak seperti pada kurikulum sebelumnya yang terbebani dengan materi pelajaran yang berat,” ujar Nursalam, Kepala SD Muhammadiyah Program Khusus, Kottabarat, Surakarta, Jawa Tengah saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (29/1/2014).
Ia menuturkan, proses pembelajaran pada siswa kelas 1 tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Cara semacam ini memang bukan hal baru bagi sekolahnya yang menerapkan konsep full day school. Meski demikian Nursalam mengaku Kurikulum 2013 membawa banyak perubahan positif terhadap sikap dan perilaku siswa saat pembelajaran.
SD Muhammadiyah Program Khusus merupakan sekolah sasaran yang ditunjuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran lalu. Meskipun kini perlahan proses pembelajaran Kurikulum 2013 di sekolahnya telah semakin mapan, Nursalam mengaku pada awal pelaksanaannya penuh dengan perjuangan, terutama meyakinkan orangtua siswa tentang model Kurikulum 2013.
“Orangtua sangat kritis terhadap perubahan ini. Kami pun dengan intens memberikan penjelasan kepada mereka dan selalu terbuka untuk mendengar apa yang belum mereka pahami,” tambah Nursalam.
Beruntung di antara orangtua siswa, ada yang berasal dari kalangan pendidik, seperti dosen dan guru SMA. Dari merekalah orangtua siswa mendapat penjelasan, tanpa terkesan mendikte, karena berasal dari sesama orangtua siswa.
Lewat pendekatan intensif tersebut, Nursalam mengungkapkan, kini semakin banyak orangtua siswa yang mengetahui kelebihan Kurikulum 2013. Selain itu, orangtua siswa juga secara aktif mencari informasi Kurikulum 2013 melalui internet dan media lainnya.
“Siswa kelas 1 juga sekarang tidak rewel karena proses pembelajarannya hampir sama dengan di TK, yaitu belajar sambil bermain. Tidak seperti pada kurikulum sebelumnya yang terbebani dengan materi pelajaran yang berat,” ujar Nursalam, Kepala SD Muhammadiyah Program Khusus, Kottabarat, Surakarta, Jawa Tengah saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (29/1/2014).
Ia menuturkan, proses pembelajaran pada siswa kelas 1 tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Cara semacam ini memang bukan hal baru bagi sekolahnya yang menerapkan konsep full day school. Meski demikian Nursalam mengaku Kurikulum 2013 membawa banyak perubahan positif terhadap sikap dan perilaku siswa saat pembelajaran.
SD Muhammadiyah Program Khusus merupakan sekolah sasaran yang ditunjuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran lalu. Meskipun kini perlahan proses pembelajaran Kurikulum 2013 di sekolahnya telah semakin mapan, Nursalam mengaku pada awal pelaksanaannya penuh dengan perjuangan, terutama meyakinkan orangtua siswa tentang model Kurikulum 2013.
“Orangtua sangat kritis terhadap perubahan ini. Kami pun dengan intens memberikan penjelasan kepada mereka dan selalu terbuka untuk mendengar apa yang belum mereka pahami,” tambah Nursalam.
Beruntung di antara orangtua siswa, ada yang berasal dari kalangan pendidik, seperti dosen dan guru SMA. Dari merekalah orangtua siswa mendapat penjelasan, tanpa terkesan mendikte, karena berasal dari sesama orangtua siswa.
Lewat pendekatan intensif tersebut, Nursalam mengungkapkan, kini semakin banyak orangtua siswa yang mengetahui kelebihan Kurikulum 2013. Selain itu, orangtua siswa juga secara aktif mencari informasi Kurikulum 2013 melalui internet dan media lainnya.