Banyak Guru Hindari Jabatan Pengawas

Keberadaan pengawas sekolah tidak difungsikan dengan baik. Padahal, tugas pokok pengawas sekolah melakukan supervisi, terutama supervisi akademis. ”Meski tak meninggalkan supervisi manajerial, supervisi akademis menjadi tekanan tugasnya,” kata Ketua PGRI Jawa Tengah Dr H Soebagjo Brotosedjati MPd, belum lama ini di kantornya.
Dia menilai, keberadaan pengawas sekolah sejak perekrutan hingga penugasan tidak efektif. ”Ada yang tidak pernah jadi guru dan tak pernah jadi kepala sekolah tahu-tahu jadi pengawas. Hal ini jelas tidak mungkin bisa melaksanakan tugas dengan baik,” tutur dia didampingi wakilnya Widadi SH dan Wakil Sekretaris PGRI Jateng Dra Hj Sri Sutjiati MHum, dan Humas PGRI Jateng Agus Wismanti SPd MPd.

Menurutnya, penghargaan kepada pengawas memang tidak semuanya berlebihan. ”Kalau seseorang mau dijadikan pengawas, mereka merasa galau, salahku apa, dosaku apa. Bahkan ada yang beranggapan lebih baik jadi ‘raja kecil’ atau kepala sekolah daripada menjadi pengawas. Ini kenyataan,” tuturnya.
Soebagjo menambahkan, yang namanya pengawas sekolah hampir disebut ”buangan”. ”Ya daripada tidak mendapat jabatan apa-apa, jadi pengawas wae,” ujarnya.
Yang memprihatinkan, pengawas sekolah juga tidak diberikan fasilitas yang menyebabkan dia berwibawa. ”Katakanlah dulu jadi kepala sekolah naik mobil, tapi setelah jadi pengawas, kendaraan dinasnya roda dua etek-etek, karena tidak dibiayai untuk mobilitas. Hal ini harus dianalisis. (E1-37)
( Sumber : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/08/27/196642/16/Banyak-Guru-Hindari-Jabatan-Pengawas )

No comments:

Post a Comment