Brebes, Jawa Tengah - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, meresmikan dibukanya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Islam dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Islam Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (10/03).
Peresmian yang ditandai dengan pembukaan layar papan nama ini disaksikan Ketua Dewan Pembina Yayasan Ta'alumul Huda, Yahya A. Muhaimin, yang juga mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1999-2001.
Dalam sambutannya, Mendikbud meminta agar STKIP Islam dan STIE Islam Bumiayu membangun budaya keilmuan dan menjadikan civitas akademikanya menjadi orang-orang terdidik. Ciri orang terdidik, kata Menteri Nuh, adalah orang yang mencari solusi jika bertemu persoalan. "Bukan orang yang mempersoalkan persoalan," ujarnya.
Yahya Muhaimin menyampaikan, setelah STIE dan STKIP nanti berjalan, ia berharap dua lembaga pendidikan itu dapat memberi manfaat bagi masyarakat Bumiayu. Lebih jauh dia menyatakan harapannya agar nanti STIE dan STKIP bisa menjadi universitas. "Kami merasa sangat bersyukur, permintaan kami untuk mendirikan STKIP telah terpenuhi. Semoga dari STIE dan STKIP bisa menjadi universitas," tuturnya.
Pembangunan kedua institusi pendidikan tinggi ini, kata Yahya, telah memakan dana hampir delapan miliar rupiah. Mendikbud pun mengakui, bangunan STIE dan STKIP ini sangat bagus dan dirinya akan terus memberikan dukungan kepada keduanya, sebagai ungkapan terima kasih kementerian karena Bumiayu dengan swadaya telah membantu pemerintah membentuk generasi bangsa.
"Diminta atau tidak diminta, kalau diperkenankan kementerian ingin bekerja sama lebih baik dengan Yayasan Ta'alamulhuda," ujar mantan Rektor ITS ini.
STKIP telah memperoleh izin berdiri sejak tahun 2009, dan tahun 2010 diletakkan batu pertama pembangunannya. Saat ini pembangunan telah selesai dan menerima 500 mahasiswa. Dalam waktu dekat, Ketua Dewan Penyantun Yayasan Ta'alumul Huda, Chaizi Nasucha, akan menyumbang dana sebesar 500 juta untuk membangun mesjid di lingkungan kampus
Peresmian yang ditandai dengan pembukaan layar papan nama ini disaksikan Ketua Dewan Pembina Yayasan Ta'alumul Huda, Yahya A. Muhaimin, yang juga mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1999-2001.
Dalam sambutannya, Mendikbud meminta agar STKIP Islam dan STIE Islam Bumiayu membangun budaya keilmuan dan menjadikan civitas akademikanya menjadi orang-orang terdidik. Ciri orang terdidik, kata Menteri Nuh, adalah orang yang mencari solusi jika bertemu persoalan. "Bukan orang yang mempersoalkan persoalan," ujarnya.
Yahya Muhaimin menyampaikan, setelah STIE dan STKIP nanti berjalan, ia berharap dua lembaga pendidikan itu dapat memberi manfaat bagi masyarakat Bumiayu. Lebih jauh dia menyatakan harapannya agar nanti STIE dan STKIP bisa menjadi universitas. "Kami merasa sangat bersyukur, permintaan kami untuk mendirikan STKIP telah terpenuhi. Semoga dari STIE dan STKIP bisa menjadi universitas," tuturnya.
Pembangunan kedua institusi pendidikan tinggi ini, kata Yahya, telah memakan dana hampir delapan miliar rupiah. Mendikbud pun mengakui, bangunan STIE dan STKIP ini sangat bagus dan dirinya akan terus memberikan dukungan kepada keduanya, sebagai ungkapan terima kasih kementerian karena Bumiayu dengan swadaya telah membantu pemerintah membentuk generasi bangsa.
"Diminta atau tidak diminta, kalau diperkenankan kementerian ingin bekerja sama lebih baik dengan Yayasan Ta'alamulhuda," ujar mantan Rektor ITS ini.
STKIP telah memperoleh izin berdiri sejak tahun 2009, dan tahun 2010 diletakkan batu pertama pembangunannya. Saat ini pembangunan telah selesai dan menerima 500 mahasiswa. Dalam waktu dekat, Ketua Dewan Penyantun Yayasan Ta'alumul Huda, Chaizi Nasucha, akan menyumbang dana sebesar 500 juta untuk membangun mesjid di lingkungan kampus
No comments:
Post a Comment