Kunci Menentukan Program Belajar yang Seimbang untuk Anak Anda
Oleh Psikolog Kognitif, Dr Goh
Orangtua kini menyadari bahwa anak, terutama di 6 tahun pertama hidup mereka, biasanya mulai menyerap dan mengolah informasi baru. Ini menjelaskan mengapa generasi orangtua masa kini memilih untuk mengirim anaknya ke berbagai pusat pembelajaran yang semuanya mengaku bisa meningkatkan kemampuan belajar anak. Pusat pembelajaran ini menyediakan berbagai fasilitas, mulai dari taman kanak-kanak tradisional, hingga pusat belajar bahasa Inggris, pusat bermain dan tempat mempromosikan musik dan seni kreatif.
Berikut ini adalah beberapa kunci panduan yang bisa dipertimbangkan para orangtua ketika ingin menentukan aktivitas apa yang cocok diikuti anaknya.
Kunci #1: Batasi waktu belajar maksimal 5 jam sehari
Kita harus ingat bahwa belajar itu melibatkan dua proses: menyerap dan mengolah. Pertama, ketika anak mempelajari informasi baru, kata-kata baru, ide-ide baru dan konsep-konsep baru; inilah proses penyerapan, ketika otak menyerap informasi baru. Biasanya ini terjadi ketika anak-anak mengikuti kelas di taman kanak-kanak, atau di kelas bahasa dan musik.
Untuk menyatukan informasi baru ini, otak memerlukan waktu untuk memproses informasi ini dan biasanya anak-anak perlahan akan mengerti ketika mereka bermain dan bersosialisasi dengan teman dan keluarga. Contohnya, ketika anak belajar tentang perahu dan kapal di taman kanak-kanak, Anda akan menemukan bahwa ketika mereka pulang ke rumah, mereka akan bermain seolah-olah mereka sedang berlayar dengan kapal. Inilah yang disebut ‘permainan berpura-pura’, dan inilah cara anak memproses apa yang sudah mereka pelajari. Sama halnya dengan ketika anak mempelajari kata-kata baru di sekolah., mereka menerapkannya dalam permainan dan percakapan mereka di hari itu.
Banyak orangtua khawatir bahwa anak mereka terlalu banyak bermain, tapi untuk anak kecil, bermain adalah salah satu cara untuk memproses apa yang sudah mereka pelajari. Perbedaan antara bermain dan belajar adalah sesuatu yang artificial dan bukan sesuatu yang harus diciptakan.
Pada akhirnya, ada kebutuhan untuk menyeimbangkannya. Saya menyarankan agar tidak lebih dari 5 jam sehari seharusnya digunakan untuk membangun kelas pembelajaran, termasuk taman kanak-kanak, kelas bahasa, kelas musik, kelas seni dan beberapa kelas lain yang membentuk proses belajar formal. Untuk menghabiskan waktu yang tersisa di hari itu, anak-anak seharusnya diberikan waktu bebas untuk bermain sehingga mereka bisa memproses dan menyatukan apa yang sudah mereka pelajari.
Kunci #2: Gunakan Pendekatan yang Seimbang dan Menyeluruh untuk Perkembangan
Ketika perkembangan kecerdasan anak menjadi penting, kita tidak bisa mengabaikan aspek lain dalam pertumbuhan. Dewasa ini psikolog dan pengajar menitikberatkan pada kebutuhan untuk mendapatkan pandangan yang seimbang dan menyeluruh dalam tumbuh-kembang anak. Dengan kata lain agar anak tumbuh sehat, mereka harus berkembang secara fisik, mental, emosional, sosial, artistic dan moral.
Selama itu memungkinkan, kita harus memilih aktivitas dan kelas yang bisa memenuhi keenam aspek pertumbuhan tersebut.
Taman kanak-kanak atau pusat belajar yang baik biasanya menyediakan pengalaman belajar yang beragam; yang memiliki aktivitas menulis dan membaca, bersama dengan waktu bermusik, waktunya untuk bersosialisasi dengan anak-anak lain (untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi), waktu untuk bermain, waktunya untuk melatih fisik, waktunya untuk memanjakan kreativitas dan menggambar artistik dan seni, dan juga menitikberatkan pada penempatan perkembangan moral.
Jika mau realistis sebanarnya sulit untuk mencari satu tempat yang mencakup semua aspek perkembangan. Seperti, orangtua bisa memasukkan anaknya ke program yang beragam. Contohnya, jika di taman kanak-kanak tidak menyediakan fasilitas untuk bermusik dan seni kreatif, ada banyak pusat musik dan seni yang menyediakan kelas sekali seminggu. Sama halnya dengan taman kanak-kanak tidak menyediakan aktivitas fisik, para orangtua bisa membuat itu menjadi tujuan untuk membawa anaknya ke tempat bermain secara rutin, dimana mereka bisa berlarian dan berlatih koordinasi motor dengan menaiki berbagai alat.
Kunci #3: Memilih lingkungan yang mendukung secara emosional
Balita memiliki keinginan yang natural untuk belajar, yang biasa disebut keingintahuan intelektual. Sayangnya, taman kanak-kanak dan program-program belajar yang ditentukan oleh tes dan penampilan dimana anak-anak dipaksa untuk belajar dan dihukum jika mereka gagal untuk mempertahankan dengan baik.
Ketika para guru menggunakan pendekatan yang kaku dan memaksa untuk belajar, itu bisa membunuh ketertarikan dalam diri anak-anak. Guru yang suka memarahi dan menghukum anak atas kesalahannya, akan menciptakan lingkungan yang menakutkan bagi anak-anak. Ketika anak takut untuk berbuat kesalahan, proses pencarian yang real tidak akan terjadi.
Saya bisa memberitahu Anda bahwa sekolah dan universitas dari generasi ini diisi dengan perempuan dan laki-laki muda yang ditentukan bukan oleh pencarian akan pengetahuan yang baru tapi karena ketakutan akan gagal ujian. Inilah tugas kita sebagai orangtua untuk meyakinkan bahwa tragedi ini tidak terjadi pada anak kita sendiri.
Tentu saja, para guru harus menjaga kedisiplinan dan batasan-batasan, tapi juga mereka akhirnya harus menunjukkan kesabaran dan kepedulian yang tulus pada anak-anaknya.
Mencari taman kanak-kanak atau pusat belajar yang bisa mengekspresikan filosofi bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan dan interaktif, dimana peran guru sebagai fasilitator agar anak bisa mengembangkan pencariannya akan pengetahuan ketimbang hanya disuapi setiap hari.
Guru yang baik adalah seseorang yang benar-benar mencintai dan menikmati menghabiskan waktu bersama anak-anak. Dia bisa menghargai anak-anak dan menikmati mengajari anak-anak.
Dan juga, pusat pembelajaran yang baik memiliki perbandingan guru dan anak yang seimbang, sehingga setiap anak menerima perhatian yang cukup, yang akan mendukung gaya belajar yang interaktif dimana anak bisa belajar dengan melakukannya daripada hanya mendengarkannya.
Kesimpulan
Kesimpulannya, orangtua kini memiliki pilihan yang mewah ketika akan memilih taman kanak-kanak atau pusat belajar untuk anak mereka. Semoga tips-tips yang diberikan di atas bisa memberikan beberapa petunjuk dalam membuat pilihan yang bijak di bidang ini.
Oleh Psikolog Kognitif, Dr Goh
Orangtua kini menyadari bahwa anak, terutama di 6 tahun pertama hidup mereka, biasanya mulai menyerap dan mengolah informasi baru. Ini menjelaskan mengapa generasi orangtua masa kini memilih untuk mengirim anaknya ke berbagai pusat pembelajaran yang semuanya mengaku bisa meningkatkan kemampuan belajar anak. Pusat pembelajaran ini menyediakan berbagai fasilitas, mulai dari taman kanak-kanak tradisional, hingga pusat belajar bahasa Inggris, pusat bermain dan tempat mempromosikan musik dan seni kreatif.
Berikut ini adalah beberapa kunci panduan yang bisa dipertimbangkan para orangtua ketika ingin menentukan aktivitas apa yang cocok diikuti anaknya.
Kunci #1: Batasi waktu belajar maksimal 5 jam sehari
Kita harus ingat bahwa belajar itu melibatkan dua proses: menyerap dan mengolah. Pertama, ketika anak mempelajari informasi baru, kata-kata baru, ide-ide baru dan konsep-konsep baru; inilah proses penyerapan, ketika otak menyerap informasi baru. Biasanya ini terjadi ketika anak-anak mengikuti kelas di taman kanak-kanak, atau di kelas bahasa dan musik.
Untuk menyatukan informasi baru ini, otak memerlukan waktu untuk memproses informasi ini dan biasanya anak-anak perlahan akan mengerti ketika mereka bermain dan bersosialisasi dengan teman dan keluarga. Contohnya, ketika anak belajar tentang perahu dan kapal di taman kanak-kanak, Anda akan menemukan bahwa ketika mereka pulang ke rumah, mereka akan bermain seolah-olah mereka sedang berlayar dengan kapal. Inilah yang disebut ‘permainan berpura-pura’, dan inilah cara anak memproses apa yang sudah mereka pelajari. Sama halnya dengan ketika anak mempelajari kata-kata baru di sekolah., mereka menerapkannya dalam permainan dan percakapan mereka di hari itu.
Banyak orangtua khawatir bahwa anak mereka terlalu banyak bermain, tapi untuk anak kecil, bermain adalah salah satu cara untuk memproses apa yang sudah mereka pelajari. Perbedaan antara bermain dan belajar adalah sesuatu yang artificial dan bukan sesuatu yang harus diciptakan.
Pada akhirnya, ada kebutuhan untuk menyeimbangkannya. Saya menyarankan agar tidak lebih dari 5 jam sehari seharusnya digunakan untuk membangun kelas pembelajaran, termasuk taman kanak-kanak, kelas bahasa, kelas musik, kelas seni dan beberapa kelas lain yang membentuk proses belajar formal. Untuk menghabiskan waktu yang tersisa di hari itu, anak-anak seharusnya diberikan waktu bebas untuk bermain sehingga mereka bisa memproses dan menyatukan apa yang sudah mereka pelajari.
Kunci #2: Gunakan Pendekatan yang Seimbang dan Menyeluruh untuk Perkembangan
Ketika perkembangan kecerdasan anak menjadi penting, kita tidak bisa mengabaikan aspek lain dalam pertumbuhan. Dewasa ini psikolog dan pengajar menitikberatkan pada kebutuhan untuk mendapatkan pandangan yang seimbang dan menyeluruh dalam tumbuh-kembang anak. Dengan kata lain agar anak tumbuh sehat, mereka harus berkembang secara fisik, mental, emosional, sosial, artistic dan moral.
Selama itu memungkinkan, kita harus memilih aktivitas dan kelas yang bisa memenuhi keenam aspek pertumbuhan tersebut.
Taman kanak-kanak atau pusat belajar yang baik biasanya menyediakan pengalaman belajar yang beragam; yang memiliki aktivitas menulis dan membaca, bersama dengan waktu bermusik, waktunya untuk bersosialisasi dengan anak-anak lain (untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi), waktu untuk bermain, waktunya untuk melatih fisik, waktunya untuk memanjakan kreativitas dan menggambar artistik dan seni, dan juga menitikberatkan pada penempatan perkembangan moral.
Jika mau realistis sebanarnya sulit untuk mencari satu tempat yang mencakup semua aspek perkembangan. Seperti, orangtua bisa memasukkan anaknya ke program yang beragam. Contohnya, jika di taman kanak-kanak tidak menyediakan fasilitas untuk bermusik dan seni kreatif, ada banyak pusat musik dan seni yang menyediakan kelas sekali seminggu. Sama halnya dengan taman kanak-kanak tidak menyediakan aktivitas fisik, para orangtua bisa membuat itu menjadi tujuan untuk membawa anaknya ke tempat bermain secara rutin, dimana mereka bisa berlarian dan berlatih koordinasi motor dengan menaiki berbagai alat.
Kunci #3: Memilih lingkungan yang mendukung secara emosional
Balita memiliki keinginan yang natural untuk belajar, yang biasa disebut keingintahuan intelektual. Sayangnya, taman kanak-kanak dan program-program belajar yang ditentukan oleh tes dan penampilan dimana anak-anak dipaksa untuk belajar dan dihukum jika mereka gagal untuk mempertahankan dengan baik.
Ketika para guru menggunakan pendekatan yang kaku dan memaksa untuk belajar, itu bisa membunuh ketertarikan dalam diri anak-anak. Guru yang suka memarahi dan menghukum anak atas kesalahannya, akan menciptakan lingkungan yang menakutkan bagi anak-anak. Ketika anak takut untuk berbuat kesalahan, proses pencarian yang real tidak akan terjadi.
Saya bisa memberitahu Anda bahwa sekolah dan universitas dari generasi ini diisi dengan perempuan dan laki-laki muda yang ditentukan bukan oleh pencarian akan pengetahuan yang baru tapi karena ketakutan akan gagal ujian. Inilah tugas kita sebagai orangtua untuk meyakinkan bahwa tragedi ini tidak terjadi pada anak kita sendiri.
Tentu saja, para guru harus menjaga kedisiplinan dan batasan-batasan, tapi juga mereka akhirnya harus menunjukkan kesabaran dan kepedulian yang tulus pada anak-anaknya.
Mencari taman kanak-kanak atau pusat belajar yang bisa mengekspresikan filosofi bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan dan interaktif, dimana peran guru sebagai fasilitator agar anak bisa mengembangkan pencariannya akan pengetahuan ketimbang hanya disuapi setiap hari.
Guru yang baik adalah seseorang yang benar-benar mencintai dan menikmati menghabiskan waktu bersama anak-anak. Dia bisa menghargai anak-anak dan menikmati mengajari anak-anak.
Dan juga, pusat pembelajaran yang baik memiliki perbandingan guru dan anak yang seimbang, sehingga setiap anak menerima perhatian yang cukup, yang akan mendukung gaya belajar yang interaktif dimana anak bisa belajar dengan melakukannya daripada hanya mendengarkannya.
Kesimpulan
Kesimpulannya, orangtua kini memiliki pilihan yang mewah ketika akan memilih taman kanak-kanak atau pusat belajar untuk anak mereka. Semoga tips-tips yang diberikan di atas bisa memberikan beberapa petunjuk dalam membuat pilihan yang bijak di bidang ini.
No comments:
Post a Comment